BAB I
PENDAHULUAN[1]
A.
Latar Belakang
Revolusi
Iran (juga
dikenal dengan sebutan Revolusi Islam,
merupakan revolusi yang mengubah Iran dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusi dan pendiri dari Republik Islam.
Sering disebut pula "revolusi besar ketiga dalam sejarah,"
setelah Perancis dan Revolusi Bolshevik.
Walapun beberapa orang berpendapat
bahwa revolusi masih berlangsung, rentang-waktu terjadinya revolusi pada Januari 1978 dengan demonstrasi besar pertama dan ditutup dengan disetujuinya konstitusi teokrasi baru - dimana Khomeini menjadi Pemimpin Tertinggi negara -
pada Desember 1979. Sebelumnya, Mohammad Reza Pahlavi
meninggalkan Iran dan menjalani pengasingan pada Januari 1979 setelah pemogokan dan demonstrasi melumpuhkan negara, dan pada 1 Februari 1979 Ayatullah Khomeini kembali ke Teheran yang disambut oleh beberapa juta Bangsa Iran. Kejatuhan terakhir Dinasti Pahlavi segera terjadi setelah 1 Februari dimana Angkatan Bersenjata Iran menyatakan dirinya netral setelah gerilyawan dan pasukan pemberontak mengalahkan tentara yang loyal
kepada Shah dalam pertempuran jalanan. Iran secara resmi menjadi Republik Islam pada 1 April 1979 ketika sebagian besar Bangsa Iran menyetujuinya melalui referendum
nasional.
Revolusi ini memiliki keunikan
tersendiri karena mengejutkan seluruh dunia. Tidak seperti berbagai revolusi di
dunia, Revolusi Iran tidak disebabkan oleh kekalahan dalam perang, krisis
moneter, pemberontakan petani, atau ketidakpuasan militer; menghasilan
perubahan yang sangat besar dengan kecepatan tinggi ; mengalahkan sebuah rejim, walaupun rejim
tersebut dilindungi oleh angkatan bersenjata yang dibiayai besar-besaran dan
pasukan keamanan; dan mengganti monarki kuno dengan ajaran teokrasi yang
didasarkan atas Guardianship of the Islamic Jurists (atau velayat-e faqih).
Hasilnya adalah sebuah Republik Islam "yang dibimbing oleh ulama berumur
80 tahun yang diasingkan ke luar negeri dari Qom.
Revolusi ini terjadi dua kali. Pertama bermula pada pertengahan
1977 hingga tahun 1979 yang dipimpin oleh pihak liberal, golongan haluan kiri
dan kumpulan agama. Mereka memberontak menentang Shah Iran. Kedua yang dikenal
sebagai Revolusi Islam menyaksikan naiknya Ayatollah menjadi pemimpin revolusi.
Sebab-sebab terjadinya revolus karena adanya kesalahan-kesalahan Shah Muhammad Reza
Pahlevi menjalankan pemerintahan yang brutal, korup, dan boros.
Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah yang terlalu ambisius menyebabkan
inflasi tinggi, kelangkaan, dan perekonomian yang tidak efisien. Kebijakan Shah
yang kuat untuk melakukan westernisasi dan
kedekatan dengan kekuatan barat (Amerika Serikat) berbenturan dengan identitas Muslim Syi'ah Iran. Hal ini termasuk pengangkatannya oleh Kekuatan Sekutu
dan bantuan dari CIA pada 1953 untuk mengembalikannya ke kekuasaan, menggunakan
banyak penasihat dan teknisi militer dari Militer Amerika Serikat dan pemberian
kekebalan diplomatik kepada mereka. Ia seperti ayahnya, Shah Reza Pahlevi merupakan orang yang sekuler, berbeda dengan cara
pandang rakyat Iran pada umumnya yang sangat menghormati agama (Islam Syiah) dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hai tersebut
membangkitkan nasionalisme Iran, baik dari pihak relijius dan sekuler menganggap
Shah sebagai boneka barat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang ada maka rumusan masalah yang perlu dibahas adalah :
1.
Siapakah Imam Ayatullah Khomaeni ?
2.
Siapakah Imam Ali Syariati ?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
:
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah SPMDI-2.
2.
Untuk melatih diri dalam pembuatan karya ilmiah.
3.
Untuk menambah wawasan tentang tokoh Imam Ayatullah
Khomaeni.
4.
Untuk menambah wawasan tentang tokoh Imam Ali
Syariati.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ayatullah Ruhollah Khomeini
Ayatollah
Ruhollah Khomeini (lahir di Khomein, Provinsi Markazi, 24 September 1902 – meninggal di Tehran, Iran, 3 Juni 1989 pada umur 86 tahun) ialah tokoh Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama.
Lahir di Khomeyn, Iran. Ia belajar
teologi di Arak dan kemudian di kota suci Qom, di mana ia
mengambil tempat tinggal permanen dan mulai membangun dasar politik untuk melawan keluarga kerajaan Iran, khususnya Shah Mohammed Reza Pahlavi. Uji utama pertamanya – dan rasa
politik pertama yang sesungguhnya – tiba pada 1962 saat
pemerintahan Shah berhasil mendapatkan RUU yang mencurahkan beberapa kekuasaan pada dewan provinsi dan kota. Sejumlah pengikut Islam keberatan pada perwakilan yang baru dipilih dan
tak diwajibkan bersumpah pada al-Qur'an namun pada tiap teks suci yang dipilihnya. Khomeini
menggunakan kemarahan ini dan mengatur pemogokan di seluruh negara yang
menimbulkan penolakan pada RUU itu.
Khomeini menggunakan posisi yang
kuat ini untuk menyampaikan khotbah dari Faiziyveh School yang mendakwa negara berkolusi
dengan Israel dan mencoba "mendiskreditkan al-Qur-an." Penangkapannya yang tak
terelakkan oleh polisi rahasia Iran, SAVAK, memancing
kerusuhan besar-besaran dan reaksi kekerasan yang biasa oleh pihak keamanan
yang mengakibatkan kematian ribuan orang. Khomeini
terus susah selama tahun-tahun berikutnya dan pada peringatan pertama kerusuhan
pasukan Shah bergerak ke kota Qom, menahan Imam sebelum mengirimnya ke pembuangan di Turki. Ia tinggal
sebentar di sana selama sebelum pindah ke Irak di mana
melanjutkan pergolakan untuk jatuhnya rezim Shah. Pada 1978
pemerintahan Shah meminta Irak untuk mengusirnya dari Najaf, lalu ia
menuju Paris selama sementara profilnya berkembang sebagai refleksi langsung kejatuhan
Shah. Peringatan menggelikan yang terkemudian di Persepolis mulai grate dengan
orang banyak dan menyusul rangkaian kekacauan keluarga Shah meninggalkan negeri
pada Februari 1979, meratakan jalan untuk kembalinya Khomeini dan 'Permulaan Revolusi
Syi'ah-nya'. Disambut ratusan ribu rakyatnya di bandara dan ribuan lebih lanjut yang berjajar sepanjang jalan
kembali ke Teheran. Ayatollah sudah sepantasnya memandang Iran sebagaimana
dirinya, dan Khomeinipun menjadi pemimpin spiritual. Teheran menjadi kursi
kekuatan, jauh dari jantung kota Qom. Pada 1981 Irak
menyerang Iran. Perang itu berlangsung 8 tahun penuh yang
menghancurkan hidup jutaan muslimin pada kedua sisi tanpa keuntungannya pada tiap yang
bertempur. Khomeini meninggal di Teheran pada 3 Juni 1989.
B.
Ali Syari'ati
Ali Syari'ati lahir di Kahak, Razavi Khorasan,
23
November 1933 – meninggal
di Southampton,
19 Juni 1977 pada umur 43
tahun) adalah seorang sosiolog revolusioner Iran yang terkenal dan
dihormati karena karya-karyanya dalam bidang sosiologi
agama. Ia dikenal sebagai salah satu cendekiawan Iran termasyhur abad ke-20 dan 'ideolog' Revolusi
Iran. Ayahnya seorang pembicara nasionalis progresif yang kelak ikut serta
dalam gerakan-gerakan politik anaknya.
Ketika
belajar di Sekolah Pendidikan Keguruan, Syari'ati berkenalan dengan orang-oarng
muda yang berasal dari golongan ekonomi yang lebih lemah, dan untuk pertama
kalinya ia melihat kemiskinan dan kehidupan yang berat yang ada di Iran pada
masa itu. Pada saat yang sama ia pun berkenalan dengan banyak aspek dari
pemikiran filsafat dan politik Barat, seperti yang tampak dari
tulisan-tulisannya. Ia berusaha menjelaskan dan memberikan solusi bagi
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Muslim melalui prinsip-prinsip Islam
yang tradisional, yang terjalin dan dipahami dari sudut pandang sosiologi dan
filsafat modern. Syari'ati juga sangat dipengaruhi oleh Moulana Rumi dan Muhammad
Iqbal. Ia mendapatkan gelar kesarjanaannya dari Universitas Mashhad,
kemudian ia melanjutkan studi pasca-sarjananya di Universitas
Paris. Di sana ia memperoleh gelar doktor
dalam filsafat
dan sosiologi
pada 1964. Lalu ia kembali ke Iran dan langsung ditangkap dan dipenjarakan oleh
penguasa Kekaisaran Iran yang menuduhnya terlibat dalam kegiatan-kegiatan
subversif politik ketika masih di Perancis. Ia
akhirnya dilepaskan pada 1965, lalu mulai mengajar di Universitas Mashhad.
Kuliah-kuliahnya jadi populer di antara mahasiswa dari semua kelas sosial, dan hal ini kembali mengundang tindakan oleh
penguasa Kekaisaran yang memaksa Universitas untuk melarangnya mengajar.
Syari'ati
lalu pergi ke Tehran
dan mulai mengajar di Institut Hosseiniye Ershad.
Kuliah-kuliahnya kembali sangat populer di antara mahasiswa-mahasiswanya dan
akibatnya berita menyebar dari mulut ke mulut hingga ke semua sektor ekonomi
masyarakat, termasuk kelas menengah dan atas yang mulai tertarik akan
ajaran-ajaran Syariati. Pihak Kekaisaran kembali menaruh perhatian khusus
terhadap keberhasilan Syari'ati yang berlanjut, dan polisi segera menahannya
bersama banyak mahasiswanya. Tekanan yang luas dari penduduk Iran dan seruan
internasional akhirnya mengakhiri masa penjaranya selama 18 bulan. Ia
dilepaskan oleh pemerintah pada 20 Maret 1975 dengan syarat-syarat khusus yang menyatakan bahwa ia tidak
boleh mengajar, menerbitkan, atau mengadakan pertemuan-pertemuan, baik secara
umum maupun secara pribadi. Aparat keamanan negara, SAVAK, juga mengamati setiap
gerakannya dengan cermat. Syari'ati menolak syarat-syarat ini dan memutuskan
meninggalkan negaranya dan pergi ke Inggris. Tiga
minggu kemudian, pada 19 Juni 1977, ia dibunuh. Muncul spekulasi bahwa ia
dibunuh entah oleh agen-agen SAVAK atau oleh para pendukung Ayatollah Khomeini yang terlalu fanatik, yang
terkenal sebagai penentang keras sikap Shariati yang revolusioner, yang
anti-klerus dan mendukung nilai-nilai egalitarian.
Syari'ati
dianggap sebagai salah satu pemimpin filosofis paling berpengaruh dari Iran di
masa pra-revolusi. Pengaruh dan popularitas pemikirannya terus dirasakan di
seluruh masyarakat Iran bertahun-tahun kemudian, khususnya di antara mereka
yang menentang rezim Republik Islam.
BAB III
PENUTUP
Revolusi
Iran (juga
dikenal dengan sebutan Revolusi Islam,
merupakan revolusi yang mengubah Iran dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusi dan pendiri dari Republik Islam.
Ayatollah
Ruhollah Khomeini (lahir di Khomein, Provinsi Markazi, 24 September 1902 – meninggal di Tehran, Iran, 3 Juni 1989 pada umur 86 tahun) ialah tokoh Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama.
Lahir di Khomeyn, Iran. Ia belajar
teologi di Arak dan kemudian di kota suci Qom, di mana ia
mengambil tempat tinggal permanen dan mulai membangun dasar politik untuk melawan keluarga kerajaan Iran, khususnya Shah Mohammed Reza Pahlavi.
Ali Syari'ati lahir di Kahak, Razavi Khorasan,
23 November
1933 – meninggal
di Southampton,
19 Juni 1977 pada umur 43
tahun) adalah seorang sosiolog revolusioner Iran yang terkenal dan
dihormati karena karya-karyanya dalam bidang sosiologi
agama. Ia dikenal sebagai salah satu cendekiawan Iran termasyhur abad ke-20 dan 'ideolog' Revolusi
Iran. Ayahnya seorang pembicara nasionalis progresif yang kelak ikut serta
dalam gerakan-gerakan politik anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.Wikipedia
bahasa Indonesia.com/read ensiklopedia bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar