Jumat, 11 April 2014

"Gnostisisme, Okutisme dan Makrifat"

Bab I
Pendahuluan[1]
A.           Latar Belakanng
Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah baik secara lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu kesuksesan tak pernah ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan. Perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.[2] Untuk itu penting ditelah tentang Gnotisisme, Okultisme dan Makrifat.
B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penting untuk ditelaah beberapa rumusan masalah :
1.      Apakah Gnostisisme itu ?
2.      Apakah Okultisme itu ?
3.      Apakah Makrifat itu ?
C.            Tujuan  Makalah
Bab II
Pembahasan
A.           Gnostisisme
Gnostisisme berasal dari bahasa Yunani yaitu gignoskein yang berarti ’’tahu’’. Gnostisisme, seperti yang tersirat dari namanya, bukanlah suatu gerakan yang berusaha menambah pengetahuan murni. Sebaliknya gnostisisme merupakan gerakan filososiko-religius yang di kaitkan dengan agama-agama misteri dan tertuju pada keselamatan pribadi. Gnostisisme sama seperti agama-agama misteri berbicara kebijaksanaan esoterik. Ritus-ritus mistik dan kata-kata magis di gunakan untuk melindungi diri dari setan.
Kajian penting dalam pembahasan gnostisisme yaitu :
  1. Realitas membentangkan dualisme tajam antara baik dan jahat, terang dan kegelapan, dunia matererial dan dunia spiritual. Dualisme ini dapat di atasi dengan kejatuhan sang Illahi, atau sistem emanasi yang merentang dari yang spritual ke material.
  2. Tujuh daya pencipta dunia yang seakan akan jahat dan bermusuhan atau malaikat-malaikat yang merupakan emanasi terahir dari Allah. Dan dari mereka muncul kuasa kekegelapan .
  3. Sang Ibu Agung, Dewi langit, yang sering disebut sebagai shopia.
  4. Sang manusia pertama, yang hidup dalam dunia ini, manusia pertama ini muncul ke dunia untuk melancarkan perang terhadap kegelapan, dan dengan kemunculanya mulailah drama kehidupan ini. Ia sebagian di taklukkan oleh kegelapan tetapi kemudian di bebaskan,atau membebaskan dirinya.
  5. Sang penyelamat atau soter, soter ini sering disebut manusia pertama yang pembebasanya bukan untuk dirinya sendiri akan tetapi bagi anggota aru penganut gnostisisme .Iabertugas untuk menyelamatkan sang shopia.
  6. Melalui gnosis (usaha memastikan pengetahuan tentang apa yang terjadi ), serta melalui pemisahan secara asketis dari dunia yang lebih rendah menuju dunia paling atas. [3]
B.            Okultime
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “okultisme” berarti kepercayaan kepada kekuatan gaib yang dapat dikuasai manusia. Okultis adalah ahli ilmu gaib yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Dalam bahasa Inggris, okultisme berasal dari kata “occult”  yang berarti secret (rahasia), tersembunyi dari pandangan manusia biasa atau bersifat misteri. Sedangkan isme berarti ajaran, atau paham atau juga doktrin. Sehingga okultisme dapat diartikan menjadi ajaran atau paham/doktrin tentang hal-hal yang gelap, rahasia, dan tersembunyi, khususnya menyangkut kuasa kegelapan.
Dalam prakteknya, okultisme yaitu praktek-praktek yang dilakukan dengan rahasia dan latar belakang di luar logika manusia dengan peristiwa yang gaib dan aneh. Pelaku okultisme mengarah kepada sebuah hasrat untuk memiliki atau menguasai atau menginginkan sesuatu. Atau juga merupakan praktek akibat takut terhadap sesuatu kutukan sehingga melakukan tindakan okultisme.[4]
C.            Makrifat
Ma’rifat berasal dari kata ‘arafa, yu’rifu, ‘irfan, ma’rifah, artinya adalah pengetahuan, pengalaman, atau pengetahuan Ilahi. Ma’rifat secara etimologis berarti ilmu yang tidak menerima keraguan. Ma’rifat dapat pula berarti pengetahuan rahasia hakikat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi daripada ilmu yang didapat oleh orang-orang pada umumnya.
Pengetahuan dalam pengertian yang umum, khususnya pada penggunaan bahasa Arab zaman modern, namun dalam litetarur keagamaan ia secara khusus berarti gnosis, yakni pengetahuan esoteris atau pengetahuan mistis dari dan terhadap Tuhan. Ia sebanding dengan istilah jinana dalam bahasa sansakerta.
Menurut sufisme, ma’rifat merupakan bagian dari tritunggal bersama dengan makhafah (cemas terhadap Tuhan) dan mahabbah (cinta). Ketiganya merupakan sikap seseorang perambah jalan spiritual (thariqat). Ma’rifat dalam pengertian tasawuf berarti pengetahuan yang sangat jelas dan pasti tentang tuhan yang diperoleh melalui sanubari. Menurut Abu Zakaria al-Anshari bahwa ma’rifat menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan yang sampai ke tingkat keyakinan yang mutlak.
Secara terminologis, ma’rifat adalah ilmu yang didahului ketidaktahuan. Didalam istilah sufi, ma’rifat berarti ilmu yang tidak menerima keraguan apabila objeknya adalah zat dan sifat-sifat Allah SWT. Dalam istilah sufi juga dikatakakan bahwa ma’rifat dapat diartikan cahaya yang disorot pada hati siapa saja yang dikehendakinya. Inilah pengetahuan hakiki yang datang melalui kasyf (penyingkapan), musyahadah (penyaksian), dan dzauq (cita rasa). Pengetahuan ini berasal dari Allah, akan tetapi pengetahuan ini bukanlah Allah sendiri karena dia tidak bisa diketahui dalam esensinya. Dalam tasawuf, istilah ma’rifat diartikan sebagai pengetahuan yang yang tidak mengenal keragu-raguan, sebab obyeknya adalah Tuhan dan sifat-sifatnya atau ma’rifat berarti juga pengetahuan yang sangat jelas dan pasti tentang Tuhan yang diperoleh melalui sanubari. Karena jelas dan pastinya pengetahuan itu, menyebabkan seseorang merasa tahu dengan yang diketahuinya itu.  Selanjutnya menurut Harun Nasution ma’rifat adalah mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan. Menurut sebagian ulama, ma’rifat adalah sifat orang-orang yang mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, kemudian ia membenarkan Allah dengan melaksanakan ajarqnnya dalam segala perbuatan. Ia membersihkan dirinya dari akhlak yang rendak dan dosa-dosa, kemudian berdiri mengetuk pintu Allah. Dengan hati yang konsisten dan istiqomah, dia beri’tikaf untuk menjauhi dosa-dosa, sehingga ia memperoleh sambutan Allah yang indah, Allah membimbing dalam semua keadaannya, maka terputuslah gelora napsu dari dirinya dan hatinya dan tidak pernah terdorong lagi untuk melakukan selain ini.
Ia menjadi orang asing ditengah manusia, bebas dari dosa-dosa, bersih dari urusan dunia, terus menrus bermujat dihadapan Allah dengan cara sirri (rahasia dan tersembunyi). Semua ucapannya adalah benar, dia berkata engan bimbingan Allah. Diberitahukan kepadanya rahasia-rahasia Allah tentang kekuasaannya yang berlaku. Itulah yang disebut arif dan keadaannya ddisebut ma’rifat. Pendek kata dengan keasingan dirinya itu, ma’rifatnya akan mendapatkan Tuhannya Yang. Maha Agung dan Maha Mulia.[5]
D. Kesimpulan
1.             Gnostisisme merupakan gerakan filososiko-religius yang di kaitkan dengan agama-agama misteri dan tertuju pada keselamatan pribadi.
2.             Okultisme dapat diartikan menjadi ajaran atau paham/doktrin tentang hal-hal yang gelap, rahasia, dan tersembunyi, khususnya menyangkut kuasa kegelapan.
3.             Seseorang belum bisa disebut sebagai ahli ma’rifat sebelum  dirinya mempunyai sifat-sifat :
a.         Mengenal Allah secara mendalam, hingga seakan-akan dapat berhubungan secara langsung dengan-Nya.
b.         Dalam beramal selalu berpedoman kepada petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW.
c.         Berserah diri kepada Allah dalm hal mengendalikan hawa nafsu.


[1] Mustaien, Gnostisisme, Okutisme dan Makrifat, SurabayaGuru Smp N 31 Surabaya
[5] http://mesw.wordpress.com/category/tasawuf/../2014/04/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar