Bab I
Pendahuluan[1]
Maraknya kajian tentang aliran
kepercayaan dan kebatinan, disebabkan oleh beberapa faktor yang ternyata
mempunyai daya tarik tersendiri; Pertama, untuk kasus-kasus tertentu
aliran kepercayaan dan kebatinan banyak menampilkan ajaran-ajaran bahkan
prilaku penganutnya yang unik dan berbeda yang menurut para penganut agama
konvensional atau agama besar (Islam, Kristen, Hindu, Budha) justru telah
mengajarkan ajaran-ajaran yang menyimpang bahkan menodai. Kedua, identitas
aliran kepercayaan dan kebatinan ternyata masih tetap mewarnai kepercayaan
manusia Indonesia meskipun secara formal ia sudah menganut agama-agama besar.
Sebagai contoh, meskipun seseorang sudah menyatakan dirinya sebagai penganut
agama Islam, akan tetapi terkadang dalam waktu-katu tertentu ia kerapkali
mempercayai atau memperaktekkan tradisi yang justru di anut atau diajarkan oleh
agama lokal seperti aliran kebatinan. Ketiga, meskipun eksistensi
identitas aliran kepercayaan dan kebatinan mengalami pasang surut berkat
adanya hegemoni rezim mayoritas, akan tetapi, identitas agama lokal masih tetap
eksis di negeri ini. Keempat, Meskipun keberadaan aliran kepercayaan dan
kebatinan, seperti aliran kebatian banyak sekali di Indonesia, akan tetapi
identitas masing-masing mereka masih tetap terpelihara meskipun harus berada
dalam sebuah wadah atau oraganisasi atas bentukan rezim atau penguasa.
Dengan alasan beberapa poin di atas,
saya kemudian tertarik mencoba melakukan tinjauan seputar pengertian aliran kebatinan, pengelompokan
aliran kebatinan, dan sebab-sebab timbulnya aliran kepercayaan dan kebatinan di
negeri ini.
Bab II
Pembahasan
Aliran Kebatinan adalah
paham yang membentuk komunitas yang terdiri dari sejumlah orang dari berbagai agamanya
dan mengikatkan diri untuk bersepakat dalam nilai-nilai kehidupan berdasarkan
keyakinan batin. Aliran kebatinan ini sudah berlangsung ratusan tahun di
Indonesia, dan melakukan secara aktif pengamalan dan penghayatan religius dalam
kehdiupan bukan dalam bentuk agamis.
Jika dilihat dari akar
katanya, maka istilah ”kebatinan” berasal dari kata “batin”
(bahasa Arab) yang berarti “di dalam”, “yang tersembunyi”. Karena sifatnya yang tersembunyi, maka
kebatinan sangat sulit untuk dirumuskan karena bersifat subjektif.
Pengertian
Kebatinan menurut beberapa pendapat :
1. H.M Rasyidi yang mengatakan bahwa kata ”batiny”
terambil dari kata ”batin” yang artinya bagian dalam. Kata ”batiny”
dapat diartikan sebagai orang-orang yang mencari arti yang dalam dan tersembunyi
dalam kitab suci. Mereka mengartikan kata-kata itu tidak menurut bunyi hurufnya
tetapi menurut bunyi interpretasi sendiri yang di dalam bahasa Arab disebut ta’wil
(penjelasan suatu kata dengan arti lain daripada arti bahasa yang sebenarnya
atau yang sewajarnya).
2. BKKI (Badan Kongres Kebatinan Indonesia) bahwa
kebatinan adalah sepi ing pamrih, rame ing gawe, mamayu bayuning bawono;
artinya; kebatinan adalah tidak punya maksud yang menguntungkan, giat bekerja,
dan berupaya utuk mensejahterakan dunia”. Definisi tersebut kemudian pada
kongres BKKI yang ke-2 dirubah menjadi ”Kebatinan adalah sumber asas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, untuk mencapai budi luhur, guna kesempurnaan hidup”.
3.
Rahmat Subagyo. Ia menjelaskan bahwa kebatinan adalah
suatu ilmu atas dasar ketuhanan Absolut, yang mempelajari kenyataan dan
mengenal hubungan langsung dengan Allah tanpa pengantara.
4.
Sumantri Mertodipuro mendefinisikan lebih kepada
fungsi. Ia mengatakan bahwa kebatinan adalah cara ala Indonesia mendapatkan
kebahagiaan.
5.
M.M Djojodigoeno mengatakan bahwa kebatinan itu
mempunyai empat unsur yang penting, yaitu; gaib, union mistik, sangkan
paraning dumadi dan budi luhur.
6.
Kamil Kartapadja mendefinisikan kebatinan sebagai gerak
badan jasmani disebut olah raga dan gerak badan rohani dinamai olah olah batin
yang macam apa pun. batin atau kebatinan.
Kemudian aliran
kebatinan, Kejawen ataupun Kelompok Penghayat Kerpercayaan terhadap Tuhan YME
adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari spiritual masyarakat
Indonesia. Yang menjadi pertanyaan menarik adalah sejak kapankah aliran
kebatinan ini ada di Indonesia? Pertanyaan ini sepertinya sangat sulit untuk
dijawab, namun yang jelas, menutut catatan yang dibuat oleh peneliti asing
seperti S. De Jong, mencatat bahwa di tahun 1870, untuk
propinsi Jawa Tengah tercatat sebanyak 286 organisasi kebatinan. Kemudian
di tahun 1970, untuk wilayah Surakarta saja ada 13 organisasi kebatinan.
Jumlah anggotanya beragam dan tidak jarang hanya beberapa kepala keluarga saja,
walau ada juga kelompok kebinan yang memiliki anggota lebih besar. (S. De Jong)
Pada tanggal
19-20 Agustus 1955 di Semarang, sejumlah tokoh Kebathinan berkumpul dan
mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh sekitar 2.000 peserta yang mewakili 100
organisasi. Berawal dari pertemuan inilah akhirnya berhasil dibentuk suatu
organisasi bernama Badan Kongres Kebatinan Indonesia (BKKI).
Pengelompokan
(Daftar ) Aliran Kepercayaan/kebatinan :
Penulis
menyadari sepenuhnya atas kekurangan ini, namun apa boleh buat dengan selalu
melakukan perbaikan semoga suatu saat akan dicapai hasil yang maksimum.
Demikian pula dengan tulisan yang ada disini selalu berpindah-pindah tempat, tetapi
itu tak apa agar penjelasan diperoleh secara maksimum. Berikut ini adalah
daftar Aliran Kebatinan (termasuk Aliran Kejawen) yang penulis dapatkan dari
sebuah situs juga namun masih berwujud buku makalah yang ditulis oleh Bp. Drs.
Syafi’in Mansur, MA. Judulnya adalah Aliran Kebatinan di
Indonesia. Tetapi bagaimanakah kita bisa memisahkan atau menggolongkan yang
mana Aliran Kepercayaan Kejawen, dan yang mana Aliran Kebatinan saja.
Yang ada di
DIY:
|
|||
1
|
Angesti
Sampurnaning Kautaman
|
||
2
|
Anggayuh
Panglereming Napsu (APN)
|
||
3
|
Hak
Sejati
|
||
4
|
Hangudi
Bawana Tata Lahir dan Batin
|
||
5
|
Imbal
Wacono
|
||
6
|
Kasampurnan
Jati
|
||
7
|
Kelompok
Setu Pahing
|
||
8
|
Mardi
Santosaning Budi (MSB)
|
||
9
|
Minggu
Kliwon
|
||
10
|
Ngesi
Roso Sejati
|
||
11
|
Ngesti
Roso
|
||
12
|
Paguyuban
Jawi Lugu
|
||
13
|
|||
Yang ada di
DIY juga di Jawa Timur:
|
||||
1
|
Paguyuban
Kebudayaan Jawi (PKD)
|
|||
2
|
Paguyuban
Keluarga Besar Keris Mataram
|
|||
3
|
Paguyuban
Kerabat Anurogo Sri Sadono
|
|||
4
|
Paguyuban
Rebo Wage
|
|||
5
|
Paguyuban
Sangkara Muda
|
|||
6
|
Paguyuban
Tata Tentrem (Patrem Indonesia)
|
|||
7
|
Paguyuban
Traju Mas
|
|||
8
|
Perguruan
Das
|
|||
9
|
Persatuan
Eklasing Budi Murko
|
|||
10
|
Sumarah
Purbo
|
|||
11
|
||||
12
|
Yayasan
Sosrokatono
|
|||
Yang ada di
DKI Jakarta:
1
|
Aliran
Kebatinan Perjalanan
|
2
|
Budi
Luhur (Kawruh Kasampurnan Sangkan Paran Budi Luhur)(26)
|
3
|
Forum
Sawyo Tunggal
|
4
|
Gayuh
Urip Utami (Gautamai)
|
5
|
Himpunan
Amanat Rakyat Indonesia (HARI)
|
6
|
Marsudi
Kalahuring Budi Pekerti (Mekar Budi)
|
7
|
Musyawarah
Agung Warna (MAWAR)
|
8
|
Ngudi
Kawruh Rasa Jati
|
9
|
Organisasi
Kebatinan Satuan Rakyat Indonesia Murni (Sri Murni)
|
10
|
Paguyuban
Kabatinan Ilmu Hak
|
11
|
Paguyuban
Ki Ageng Selo
|
12
|
Paguyuban
Penghayat Kapribaden
|
13
|
|
14
|
|
15
|
Pangudi
Ilmu Kebatinan Intisarining Rasa (PIKIR)
|
16
|
Pangudi
Ilmu Kepercayaan HidupSempurna (PIKHS)
|
17
|
Perhimpunan
Peri Kemanusian
|
18
|
Persatuan
Warga Theosofi Indonesia
|
19
|
|
20
|
Purbaning
Lampang Sejati
|
21
|
Sastra
Jendra Hayningrat Pangruktining
|
22
|
Sri
Langgeng
|
23
|
|
24
|
Tri
Sabda Tunggal
|
25
|
Tunggal
Sabda Jati
|
26
|
Wisma
Tata Naluri
|
Yang ada di Jawa Barat :
1
|
Aliran
Kepercayaan Aji Dipa
|
2
|
Aliran
Kepercayaan Lebak Cawene
|
3
|
Budi
Rahayu
|
4
|
Paguyuban
Adat Cara Karuhun
|
5
|
Perjalanan
Budi Daya
|
Yang ada di
Jawa Tengah:
|
|||||||||
1
|
Badan
Kebatinan Indonesia
|
||||||||
2
|
Badan
Keluarga Kebatinan Wisnu
|
||||||||
3
|
Elang
Mangku Negara
|
||||||||
4
|
Hak
(Kawruh Hak)
|
||||||||
5
|
Hidayat
Jati Ranggawarsita
|
||||||||
6
|
Hidup
Betul
|
||||||||
7
|
Himpunan
Kebatinan Rukun Wargo
|
||||||||
8
|
Ilmu
Kasampurnan Jati
|
||||||||
9
|
Jaya
Sampurna (Pamungkas Jati Titi Jaya Sampurna)
|
||||||||
10
|
Kalimasada
Rasa Sejati
|
||||||||
11
|
|||||||||
12
|
Kasampurnan
|
||||||||
13
|
Kawruh
Naluri Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan Jati
|
||||||||
14
|
Kawruh
Roso Sejati
|
||||||||
15
|
Kawruh
Urip Sejati
|
||||||||
16
|
Kejaten
|
||||||||
17
|
Kejawen
|
||||||||
18
|
Kejiwaan
|
||||||||
19
|
Langgeng
Suci
|
||||||||
20
|
Mustiko
Sejati
|
||||||||
21
|
|||||||||
22
|
Paguyuban
Anggayuh Katentremaning Urip (AKU)
|
||||||||
23
|
Paguyuban
Budi Sejati
|
||||||||
24
|
Paguyuban
Hastho Broto
|
||||||||
25
|
Paguyuban
Kawruh Kodrating Pangeran
|
||||||||
26
|
Paguyuban
Kolowargo Kapribaden
|
||||||||
27
|
Paguyuban
Muda Dharma Indonesia
|
||||||||
28
|
Paguyuban
Ngesti Jati
|
||||||||
29
|
Paguyuban
Olah Rasa Mulat Sarira Ngesti Tunggal
|
||||||||
30
|
Paguyuban
Pangudi Kawruh Kasuksman Panungalan
|
||||||||
31
|
Paguyuban
Trijaya
|
||||||||
32
|
Paguyuban
Ulah Rasa Batin (PURBA)
|
||||||||
33
|
Paguyupan
Jawa Naluri
|
||||||||
34
|
Pangudi
Rahayung Budhi (PRABU)
|
||||||||
35
|
Pangudi
Rahayuning Bawana (PARABA)
|
||||||||
36
|
Papandaya
|
||||||||
37
|
Pembangunan
Kebatinan Kepribadian Rakyat Indonesia Badan Kejawan (PERKRI)
|
||||||||
38
|
Penghayat
Kepercayaan Paguyuban Noermanto (PKPN)
|
||||||||
39
|
Perjalanan
Tri Luhur
|
||||||||
40
|
Persatuan
Resik Kubur Jero Tengah
|
||||||||
41
|
Pirukunan
Kawulo Manembah Gusti (PKMG)
|
||||||||
42
|
Pramono
Sejati
|
||||||||
43
|
Pribadi
|
||||||||
44
|
Purwo Ayu
Mardi Utomo
|
||||||||
45
|
Ratu Adil
|
||||||||
46
|
Saserepam
Kepribadian Intisari (SKI ‘45)
|
||||||||
47
|
Saserepan
’45
|
||||||||
48
|
Satana
Dharma Majapahit dan Pancasila (SADHAR MAPAN)
|
||||||||
49
|
Setia Budi
Perjanjian 45 (SBP 45)
|
||||||||
50
|
Sukma
Sejati
|
||||||||
51
|
Tujuh
Mulya
|
||||||||
52
|
Waspodo
|
||||||||
53
|
Wayah Kaki
|
||||||||
54
|
Wratama
Wedyanantama Karya
|
||||||||
55
|
Wringin
Seta
|
||||||||
Yang ada di Jawa Timur:
|
||||||||||||
1
|
Aliran
Kebatinan Tak Bernama
|
|||||||||||
2
|
Aliran
Seni dan Kepercayaan TerhadapTuhan Yang Maha Esa
|
|||||||||||
3
|
Babagan
Kasampunan
|
|||||||||||
4
|
Badan
Kebatinan Rila
|
|||||||||||
5
|
Budi
Rahayu
|
|||||||||||
6
|
Cakramanggilingan
|
|||||||||||
7
|
Dasa Sila
|
|||||||||||
8
|
Himpunan
Murid dan Wakil Murid Ilmu SejatiR. Rawiro Utomo (HIMUWIS RAPRA)
|
|||||||||||
9
|
Induk Wago
Kawruh Utomo
|
|||||||||||
10
|
Jawi Wisnu
|
|||||||||||
11
|
Jendra
Hayuningrat Widada Tunggal (PANDHAWA)
|
|||||||||||
12
|
Kahuripan
|
|||||||||||
13
|
Kapitayan
|
|||||||||||
14
|
Kapribaden
Upasana
|
|||||||||||
15
|
Kasampunan
Ketuhanan Awal &Akhir
|
|||||||||||
16
|
Kepercayaan
Sapta Darma Indonesia
|
|||||||||||
17
|
Ketuhanan
Kasampurnan
|
|||||||||||
18
|
Kodrattolah
Manembah Goibing Pangeran
|
|||||||||||
19
|
Margo Suci
Rahayu
|
|||||||||||
20
|
Paguyuban
Darma Bakti
|
|||||||||||
21
|
Paguyuban
Ilmu Sangkan Paraning Dumadi Sanggar Kencono
|
|||||||||||
22
|
Paguyuban
Kawruh Batin “101"
|
|||||||||||
23
|
Paguyuban
Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan
|
|||||||||||
24
|
Paguyuban
Kawruh Kabatinan Jiwo Lugu
|
|||||||||||
25
|
Paguyuban
Kawruh Murti Tomo WasitoTunggal
|
|||||||||||
26
|
Paguyuban
Kawruh Sangkan Paran Kasampurnan
|
|||||||||||
27
|
Paguyuban
Kawruh Sasongko
|
|||||||||||
28
|
Paguyuban
Lebdho Guno Gumelar
|
|||||||||||
29
|
Paguyuban
Manunggaling Karso
|
|||||||||||
30
|
Paguyuban
Ngesti Budi Sejati
|
|||||||||||
31
|
Paguyuban
Pangudi Katentreman (PATREM)
|
|||||||||||
32
|
Paguyuban
Satriyo Mangun MardikoDununge Urip
|
|||||||||||
33
|
Paham Jiwa
Diri Pribadi
|
|||||||||||
34
|
Panembah
Jati
|
|||||||||||
35
|
Pangrukti
Memetri Kasucian Sejati (PAMEKAS)
|
|||||||||||
36
|
Pelajar
Kawruh Jiwo
|
|||||||||||
37
|
Perguruan
Ilmu Sejati
|
|||||||||||
38
|
Perhimpunan
Kemanungsan
|
|||||||||||
39
|
Perhimpunan
Kepribadian Indonesia
|
|||||||||||
40
|
Purwaning Dumadi
Kautaman (PDKK)
|
|||||||||||
41
|
Rasa
Manunggal
|
|||||||||||
42
|
Sujud
Manembah Bekti
|
|||||||||||
43
|
Tri Murti
Naluri Majapahit
|
|||||||||||
44
|
Urip
Sejati
|
|||||||||||
Yang ada
di luar Jawa:
|
|||||||||||
1
|
AdaLawas (Kaltim)
|
||||||||||
2
|
Aliran Mulajadi Nabolon 3 (Sumut)
|
||||||||||
3
|
Ata kahfi (NTT)
|
||||||||||
4
|
Babolin (Kalteng)
|
||||||||||
5
|
Babukung (Kalteng)
|
||||||||||
6
|
Basora (Kalteng)
|
||||||||||
7
|
Bolin (Kalteng)
|
||||||||||
8
|
Budi Suci (BALI)
|
||||||||||
9
|
Cahaya Kasuma (Sumut)
|
||||||||||
10
|
Era Mula Watu Tana (NTT)
|
||||||||||
11
|
Galih Puji Rahayu (Sumut)
|
||||||||||
12
|
Golongan Si Raja Batak (Sumut)
|
||||||||||
13
|
Guna Lero Wulan Dewa Tanah Ekan
(NTT)
|
||||||||||
14
|
Habonaron Do Bona (Sumut)
|
||||||||||
15
|
Hajatan (Kalteng)
|
||||||||||
16
|
Hidup Sejati (NTB)
|
||||||||||
17
|
Ilmu Goib (Lampung)
|
||||||||||
18
|
Ilmu Goib Kodrat Alam (Lampung)
|
||||||||||
19
|
Jingitiu (NTT)
|
||||||||||
20
|
Kaharingan Dayah Luwangan
(Kalteng)
|
||||||||||
21
|
Kaharingan Dayak Maanyan Banna 5,
Paju 4, dan Paju 10 (Kalsel)
|
||||||||||
22
|
Kaharingan Dayak Maanyan Piumbung
(Kalteng)
|
||||||||||
23
|
Kekeluargaan (BALI)
|
||||||||||
24
|
Kepercayaan A. Halu (Kalteng)
|
||||||||||
25
|
Kepercayaan G. Adat Musi (Sulut)
|
||||||||||
26
|
Lera Wulan Tana Ekan (NTT)
|
||||||||||
27
|
Magapokan (BALI)
|
||||||||||
28
|
Mangimang Sumabu Duata (Sulut)
|
||||||||||
29
|
Marapu (NTT)
|
||||||||||
30
|
Ngoja (Kalteng)
|
||||||||||
31
|
Paguyuban Pendidikan Ilmu
Kerohanian (PPIK) (Lampung)
|
||||||||||
32
|
Paompungan (Sulut)
|
||||||||||
33
|
Persatuan Aliran Kepercayaan Krida
Sempurna (Sumsel)
|
||||||||||
34
|
Pompungan Waya Si Opo Ompung
(Sulut)
|
||||||||||
35
|
Purwo Deksono (Lampung)
|
||||||||||
36
|
Purwo Madio Wasono (Sumut)
|
||||||||||
37
|
Ramuat Ali Marie, Ayas, Ilfried
(RAMAI) (Sulut)
|
||||||||||
38
|
Silima/Pamena (Sumut)
|
||||||||||
39
|
Ugamo Parmalin Budaya Adat Batak
(Sumut)
|
||||||||||
40
|
Wisnu Budha/Eka Adnyana (BALI)
|
||||||||||
Lain-lain:
|
||||
1
|
Agama
Jawa Asli Republik Indonesia
|
|||
2
|
Dununge
Urip.
|
|||
3
|
Ilmu
Sejati
|
|||
4
|
Ilmu
Sejati Prawiro Sudarso
|
|||
5
|
Kawruh
Budhi Jati
|
|||
6
|
Kawruh
Guru Sejati Kawedar (KGSK)
|
|||
7
|
Kawruh
Kasunyatan Kasampurnan Pusoko Budi Utomo
|
|||
8
|
Kawruh
Kebatinan Gunung Jati
|
|||
9
|
Kawruh
Panggayuh Esti
|
|||
10
|
||||
11
|
Kebatinan
9 Pambuka Jiwa
|
|||
12
|
||||
13
|
Memayu
Hayuning Bawono
|
|||
14
|
||||
15
|
||||
16
|
Pamengku
|
|||
17
|
Pana
Majapahit
|
|||
18
|
Podo
Bongso
|
|||
19
|
Purbokayun
|
|||
20
|
||||
21
|
Tri
Tunggal Bayu
|
|||
Ada beberapa motiv masyarakat
menggemari aliran kebatinan.
1.
Menurut M.M. Djojodiguna bahwa alasan orang Indonesia menganut aliran kebatinan karena para pemimpin agama kurang
memperhatikan soal kebatinan dan tidak cakap dalam menyimpulkan ajaran agamanya
dalam prinsip-prinsip pokok yang sederhana, yang mudah dipergunakan sebagai
pegangan bagi seorang manusia, bagaimana ia harus menentukan sikapnya, tingkah
lakunya terhadap Tuhan, dan terhadap sesama manusia dalam menghadapi
berbagai kesulitan sehari-hari.
2. HM.
Rasyidi. Menurutnya hal ini terjadi karena para ulama pada masa lampau banyak
yang hanya mengetahui kitab-kitab yang dipelajari di pesantren adalah produk
pada dua atau tiga abad yang lalu. Dan kitab-kitab yang dipelajarinya tersebut
hanya pelajaran bahasa Arab dan fikih yang secara metodologi dan (isinya: penulis)
telah usang. Karena itu-lah maka para ulama tersebut tidak dapat menjiwai pesan
Islam, mereka hanya merasakan formalitas semata-mata.
3.
Selain alasan
itu, kondisi Indonesia sendiri yang masih terdapat kalangan orang-orang Jawa
abangan, agama suku pedalaman yang memiliki latar belakang tradisi kebudayaan
spiritual nenek moyang yang masih kuat dipengaruhi oleh spiritualitas
Hindu-Budha atau Hindu-Jawa. Dalam kasus aliran kebatinan ini, mereka yang Jawa
abangan ini yang kemudian menganut kepercayaan kejawen atau aliran kebatinan
tertentu yang sesuai dengan pandangan hidupnya.
Bab III
Penutup
Kesimpulan :
Pengertian Kebatinan menurut BKKI (Badan Kongres
Kebatinan Indonesia) bahwa kebatinan adalah sepi ing pamrih, rame ing gawe,
mamayu bayuning bawono; artinya; kebatinan adalah tidak punya maksud yang
menguntungkan, giat bekerja, dan berupaya utuk mensejahterakan dunia”. Definisi
tersebut kemudian pada kongres BKKI yang ke-2 dirubah menjadi ”Kebatinan adalah
sumber asas dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, untuk mencapai budi luhur, guna
kesempurnaan hidup”.
Menutut
catatan yang dibuat oleh peneliti asing seperti S. De Jong, mencatat
bahwa di tahun 1870, untuk propinsi Jawa Tengah tercatat sebanyak
286 organisasi kebatinan. Kemudian di tahun 1970, untuk wilayah
Surakarta saja ada 13 organisasi kebatinan. Jumlah anggotanya beragam dan tidak
jarang hanya beberapa kepala keluarga saja, walau ada juga kelompok kebinan
yang memiliki anggota lebih besar. (S. De Jong). Bagaimana dengan sekarang
tentu jumlah aliran kebatinan lebih besar lagi.
Menurut Suwarno Imam ada beberapa faktor yang
memotivasi seseorang menganut aliran kebatinan, diantaranya :
Pertama,
Ajaran kebatinan dipandang lebih sederhana dan mudah dipahami karena
menggunakan bahasa daerah, dibandingkan dengan ajaran agama lainnya.
Kedua,
Amalan kebatinan dianggap tidak terlalu berat dibandingkan dengan amalan-amalan
yang diajarkan agama lainnya. Amalan kebatinan lebih menitikberatkan
penghayatan batin.
Ketiga,
di kalangan kebatinan ada yang dipercayai memiliki ilmu gaib dan melayani
pengobatan penyakit secara gaib yang ternyata digemari oleh masyarakat.
Keempat,
Hak hidup dan kehidupan aliran kebatinan atau kepercayaan dilindungi oleh
pemerintah semenjak ketetapan MPR RI tahun 1973 dan dikukuhkan kembali oleh
Ketetapan MPR RI tahun 1978.
Daftar
Pustaka
3.
http://id.wikipedia.org/wiki/Aliran_kebatinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar