Kamis, 10 April 2014

ALIRAN KEBATINAN


Bab I
Pendahuluan[1]

Maraknya kajian tentang aliran kepercayaan dan kebatinan, disebabkan oleh beberapa faktor yang ternyata mempunyai daya tarik tersendiri; Pertama, untuk kasus-kasus tertentu aliran kepercayaan dan kebatinan banyak menampilkan ajaran-ajaran bahkan prilaku penganutnya yang unik dan berbeda yang menurut para penganut agama konvensional atau agama besar (Islam, Kristen, Hindu, Budha) justru telah mengajarkan ajaran-ajaran yang menyimpang bahkan menodai. Kedua, identitas aliran kepercayaan dan kebatinan ternyata masih tetap mewarnai kepercayaan manusia Indonesia meskipun secara formal ia sudah menganut agama-agama besar. Sebagai contoh, meskipun seseorang sudah menyatakan dirinya sebagai penganut agama Islam, akan tetapi terkadang dalam waktu-katu tertentu ia kerapkali mempercayai atau memperaktekkan tradisi yang justru di anut atau diajarkan oleh agama lokal seperti aliran kebatinan. Ketiga, meskipun eksistensi identitas  aliran kepercayaan dan kebatinan mengalami pasang surut berkat adanya hegemoni rezim mayoritas, akan tetapi, identitas agama lokal masih tetap eksis di negeri ini. Keempat, Meskipun keberadaan aliran kepercayaan dan kebatinan, seperti aliran kebatian banyak sekali di Indonesia, akan tetapi identitas masing-masing mereka masih tetap terpelihara meskipun harus berada dalam sebuah wadah atau oraganisasi atas bentukan rezim atau penguasa.
Dengan alasan beberapa poin di atas, saya kemudian tertarik mencoba melakukan tinjauan seputar pengertian aliran kebatinan, pengelompokan aliran kebatinan, dan sebab-sebab timbulnya aliran kepercayaan dan kebatinan di negeri ini.

Bab II
Pembahasan
Aliran Kebatinan adalah paham yang membentuk komunitas yang terdiri dari sejumlah orang dari berbagai agamanya dan mengikatkan diri untuk bersepakat dalam nilai-nilai kehidupan berdasarkan keyakinan batin. Aliran kebatinan ini sudah berlangsung ratusan tahun di Indonesia, dan melakukan secara aktif pengamalan dan penghayatan religius dalam kehdiupan bukan dalam bentuk agamis.
Jika dilihat dari akar katanya, maka istilah ”kebatinan” berasal dari kata “batin” (bahasa Arab) yang berarti “di dalam”, “yang tersembunyi”. Karena sifatnya yang tersembunyi, maka kebatinan sangat sulit untuk dirumuskan karena bersifat subjektif.
Pengertian Kebatinan menurut beberapa pendapat :
1.      H.M Rasyidi yang mengatakan bahwa kata ”batiny” terambil dari kata ”batin” yang artinya bagian dalam. Kata ”batiny” dapat diartikan sebagai orang-orang yang mencari arti yang dalam dan tersembunyi dalam kitab suci. Mereka mengartikan kata-kata itu tidak menurut bunyi hurufnya tetapi menurut bunyi interpretasi sendiri yang di dalam bahasa Arab disebut ta’wil (penjelasan suatu kata dengan arti lain daripada arti bahasa yang sebenarnya atau yang sewajarnya).
2.      BKKI (Badan Kongres Kebatinan Indonesia) bahwa kebatinan adalah sepi ing pamrih, rame ing gawe, mamayu bayuning bawono; artinya; kebatinan adalah tidak punya maksud yang menguntungkan, giat bekerja, dan berupaya utuk mensejahterakan dunia”. Definisi tersebut kemudian pada kongres BKKI yang ke-2 dirubah menjadi ”Kebatinan adalah sumber asas dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, untuk mencapai budi luhur, guna kesempurnaan hidup”.
3.      Rahmat Subagyo. Ia menjelaskan bahwa kebatinan adalah suatu ilmu atas dasar ketuhanan Absolut, yang mempelajari kenyataan dan mengenal hubungan langsung dengan Allah tanpa pengantara.
4.      Sumantri Mertodipuro mendefinisikan lebih kepada fungsi. Ia mengatakan bahwa kebatinan adalah cara ala Indonesia mendapatkan kebahagiaan.
5.      M.M Djojodigoeno mengatakan bahwa kebatinan itu mempunyai empat unsur yang penting, yaitu; gaib, union mistik, sangkan paraning dumadi dan budi luhur.
6.      Kamil Kartapadja mendefinisikan kebatinan sebagai gerak badan jasmani disebut olah raga dan gerak badan rohani dinamai olah olah batin yang macam apa pun. batin atau kebatinan.
Kemudian aliran kebatinan, Kejawen ataupun Kelompok Penghayat Kerpercayaan terhadap Tuhan YME adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari spiritual masyarakat Indonesia. Yang menjadi pertanyaan menarik adalah sejak kapankah aliran kebatinan ini ada di Indonesia? Pertanyaan ini sepertinya sangat sulit untuk dijawab, namun yang jelas, menutut catatan yang dibuat oleh peneliti asing seperti  S. De Jong, mencatat bahwa  di tahun 1870, untuk  propinsi Jawa Tengah tercatat sebanyak 286 organisasi kebatinan.  Kemudian di tahun 1970, untuk wilayah  Surakarta saja ada 13 organisasi kebatinan. Jumlah anggotanya beragam dan tidak jarang hanya beberapa kepala keluarga saja, walau ada juga kelompok kebinan yang memiliki anggota lebih besar. (S. De Jong)
Pada tanggal 19-20 Agustus 1955 di Semarang, sejumlah tokoh Kebathinan berkumpul dan mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh sekitar 2.000 peserta yang mewakili 100 organisasi. Berawal dari pertemuan inilah akhirnya berhasil dibentuk suatu organisasi bernama Badan Kongres Kebatinan Indonesia (BKKI).

Pengelompokan (Daftar ) Aliran Kepercayaan/kebatinan :
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan ini, namun apa boleh buat dengan selalu melakukan perbaikan semoga suatu saat akan dicapai hasil yang maksimum. Demikian pula dengan tulisan yang ada disini selalu berpindah-pindah tempat, tetapi itu tak apa agar penjelasan diperoleh secara maksimum. Berikut ini adalah daftar Aliran Kebatinan (termasuk Aliran Kejawen) yang penulis dapatkan dari sebuah situs juga namun masih berwujud buku makalah yang ditulis oleh Bp. Drs. Syafi’in Mansur, MA. Judulnya adalah Aliran Kebatinan di Indonesia. Tetapi bagaimanakah kita bisa memisahkan atau menggolongkan yang mana Aliran Kepercayaan Kejawen, dan yang mana Aliran Kebatinan saja.
Yang ada di DIY:


1
Angesti Sampurnaning Kautaman

2
Anggayuh Panglereming Napsu (APN)

3
Hak Sejati

4
Hangudi Bawana Tata Lahir dan Batin

5
Imbal Wacono

6
Kasampurnan Jati

7
Kelompok Setu Pahing

8
Mardi Santosaning Budi (MSB)

9
Minggu Kliwon

10
Ngesi Roso Sejati

11
Ngesti Roso

12
Paguyuban Jawi Lugu

13







Yang ada di DIY juga di Jawa Timur:





1
Paguyuban Kebudayaan Jawi (PKD)
2
Paguyuban Keluarga Besar Keris Mataram
3
Paguyuban Kerabat Anurogo Sri Sadono
4
Paguyuban Rebo Wage
5
Paguyuban Sangkara Muda
6
Paguyuban Tata Tentrem (Patrem Indonesia)
7
Paguyuban Traju Mas
8
Perguruan Das
9
Persatuan Eklasing Budi Murko
10
Sumarah Purbo
11
12
Yayasan Sosrokatono

Yang ada di DKI Jakarta:
1
Aliran Kebatinan Perjalanan
2
Budi Luhur (Kawruh Kasampurnan Sangkan Paran Budi Luhur)(26)
3
Forum Sawyo Tunggal
4
Gayuh Urip Utami (Gautamai)
5
Himpunan Amanat Rakyat Indonesia (HARI)
6
Marsudi Kalahuring Budi Pekerti (Mekar Budi)
7
Musyawarah Agung Warna (MAWAR)
8
Ngudi Kawruh Rasa Jati
9
Organisasi Kebatinan Satuan Rakyat Indonesia Murni (Sri Murni)
10
Paguyuban Kabatinan Ilmu Hak
11
Paguyuban Ki Ageng Selo
12
Paguyuban Penghayat Kapribaden
13
14
15
Pangudi Ilmu Kebatinan Intisarining Rasa (PIKIR)
16
Pangudi Ilmu Kepercayaan HidupSempurna (PIKHS)
17
Perhimpunan Peri Kemanusian
18
Persatuan Warga Theosofi Indonesia
19
20
Purbaning Lampang Sejati
21
Sastra Jendra Hayningrat Pangruktining
22
Sri Langgeng
23
24
Tri Sabda Tunggal
25
Tunggal Sabda Jati
26
Wisma Tata Naluri

Yang ada di Jawa Barat :
1
Aliran Kepercayaan Aji Dipa
2
Aliran Kepercayaan Lebak Cawene
3
Budi Rahayu
4
Paguyuban Adat Cara Karuhun
5
Perjalanan Budi Daya


Yang ada di Jawa Tengah:









1
Badan Kebatinan Indonesia


2
Badan Keluarga Kebatinan Wisnu


3
Elang Mangku Negara


4
Hak (Kawruh Hak)


5
Hidayat Jati Ranggawarsita


6
Hidup Betul


7
Himpunan Kebatinan Rukun Wargo


8
Ilmu Kasampurnan Jati


9
Jaya Sampurna (Pamungkas Jati Titi Jaya Sampurna)


10
Kalimasada Rasa Sejati


11


12
Kasampurnan


13
Kawruh Naluri Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan Jati


14
Kawruh Roso Sejati


15
Kawruh Urip Sejati


16
Kejaten



17
Kejawen



18
Kejiwaan



19
Langgeng Suci


20
Mustiko Sejati

21
22
Paguyuban Anggayuh Katentremaning Urip (AKU)
23
Paguyuban Budi Sejati
24
Paguyuban Hastho Broto
25
Paguyuban Kawruh Kodrating Pangeran
26
Paguyuban Kolowargo Kapribaden
27
Paguyuban Muda Dharma Indonesia
28
Paguyuban Ngesti Jati
29
Paguyuban Olah Rasa Mulat Sarira Ngesti Tunggal
30
Paguyuban Pangudi Kawruh Kasuksman Panungalan
31
Paguyuban Trijaya
32
Paguyuban Ulah Rasa Batin (PURBA)
33
Paguyupan Jawa Naluri
34
Pangudi Rahayung Budhi (PRABU)
35
Pangudi Rahayuning Bawana (PARABA)
36
Papandaya
37
Pembangunan Kebatinan Kepribadian Rakyat Indonesia Badan Kejawan (PERKRI)
38
Penghayat Kepercayaan Paguyuban Noermanto (PKPN)
39
Perjalanan Tri Luhur
40
Persatuan Resik Kubur Jero Tengah
41
Pirukunan Kawulo Manembah Gusti (PKMG)
42
Pramono Sejati
43
Pribadi

44
Purwo Ayu Mardi Utomo
45
Ratu Adil

46
Saserepam Kepribadian Intisari (SKI ‘45)
47
Saserepan ’45
48
Satana Dharma Majapahit dan Pancasila (SADHAR MAPAN)
49
Setia Budi Perjanjian 45 (SBP 45)
50
Sukma Sejati
51
Tujuh Mulya
52
Waspodo
53
Wayah Kaki
54
Wratama Wedyanantama Karya
55
Wringin Seta












Yang ada di Jawa Timur:












1
Aliran Kebatinan Tak Bernama


2
Aliran Seni dan Kepercayaan TerhadapTuhan Yang Maha Esa


3
Babagan Kasampunan


4
Badan Kebatinan Rila


5
Budi Rahayu


6
Cakramanggilingan


7
Dasa Sila



8
Himpunan Murid dan Wakil Murid Ilmu SejatiR. Rawiro Utomo (HIMUWIS RAPRA)


9
Induk Wago Kawruh Utomo


10
Jawi Wisnu


11
Jendra Hayuningrat Widada Tunggal (PANDHAWA)


12
Kahuripan


13
Kapitayan


14
Kapribaden Upasana


15
Kasampunan Ketuhanan Awal &Akhir


16
Kepercayaan Sapta Darma Indonesia


17
Ketuhanan Kasampurnan


18
Kodrattolah Manembah Goibing Pangeran


19
Margo Suci Rahayu


20
Paguyuban Darma Bakti


21
Paguyuban Ilmu Sangkan Paraning Dumadi Sanggar Kencono


22
Paguyuban Kawruh Batin “101"

23
Paguyuban Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan

24
Paguyuban Kawruh Kabatinan Jiwo Lugu

25
Paguyuban Kawruh Murti Tomo WasitoTunggal

26
Paguyuban Kawruh Sangkan Paran Kasampurnan

27
Paguyuban Kawruh Sasongko

28
Paguyuban Lebdho Guno Gumelar

29
Paguyuban Manunggaling Karso

30
Paguyuban Ngesti Budi Sejati

31
Paguyuban Pangudi Katentreman (PATREM)

32
Paguyuban Satriyo Mangun MardikoDununge Urip

33
Paham Jiwa Diri Pribadi

34
Panembah Jati

35
Pangrukti Memetri Kasucian Sejati (PAMEKAS)

36
Pelajar Kawruh Jiwo

37
Perguruan Ilmu Sejati

38
Perhimpunan Kemanungsan

39
Perhimpunan Kepribadian Indonesia

40
Purwaning Dumadi Kautaman (PDKK)

41
Rasa Manunggal

42
Sujud Manembah Bekti

43
Tri Murti Naluri Majapahit

44
Urip Sejati
















Yang ada di luar Jawa:








1
AdaLawas (Kaltim)

2
Aliran Mulajadi Nabolon 3 (Sumut)

3
Ata kahfi (NTT)

4
Babolin (Kalteng)

5
Babukung (Kalteng)

6
Basora (Kalteng)

7
Bolin (Kalteng)

8
Budi Suci  (BALI)

9
Cahaya Kasuma (Sumut)

10
Era Mula Watu Tana (NTT)

11
Galih Puji Rahayu (Sumut)

12
Golongan Si Raja Batak (Sumut)

13
Guna Lero Wulan Dewa Tanah Ekan (NTT)

14
Habonaron Do Bona (Sumut)

15
Hajatan (Kalteng)

16
Hidup Sejati (NTB)

17
Ilmu Goib (Lampung)

18
Ilmu Goib Kodrat Alam (Lampung)

19
Jingitiu (NTT)

20
Kaharingan Dayah Luwangan (Kalteng)

21
Kaharingan Dayak Maanyan Banna 5, Paju 4, dan Paju 10 (Kalsel)

22
Kaharingan Dayak Maanyan Piumbung (Kalteng)

23
Kekeluargaan (BALI)

24
Kepercayaan A. Halu (Kalteng)

25
Kepercayaan G. Adat Musi (Sulut)

26
Lera Wulan Tana Ekan (NTT)

27
Magapokan (BALI)

28
Mangimang Sumabu Duata (Sulut)

29
Marapu (NTT)

30
Ngoja (Kalteng)

31
Paguyuban Pendidikan Ilmu Kerohanian (PPIK) (Lampung)

32
Paompungan (Sulut)

33
Persatuan Aliran Kepercayaan Krida Sempurna (Sumsel)

34
Pompungan Waya Si Opo Ompung (Sulut)

35
Purwo Deksono (Lampung)

36
Purwo Madio Wasono (Sumut)

37
Ramuat Ali Marie, Ayas, Ilfried (RAMAI) (Sulut)

38
Silima/Pamena (Sumut)

39
Ugamo Parmalin Budaya Adat Batak (Sumut)

40
Wisnu Budha/Eka Adnyana (BALI)














Lain-lain:






1
Agama Jawa Asli Republik Indonesia

2
Dununge Urip.



3
Ilmu Sejati



4
Ilmu Sejati Prawiro Sudarso

5
Kawruh Budhi Jati



6
Kawruh Guru Sejati Kawedar (KGSK)

7
Kawruh Kasunyatan Kasampurnan Pusoko Budi Utomo

8
Kawruh Kebatinan Gunung Jati

9
Kawruh Panggayuh Esti

10

11
Kebatinan 9 Pambuka Jiwa

12


13
Memayu Hayuning Bawono

14

15

16
Pamengku



17
Pana Majapahit



18
Podo Bongso



19
Purbokayun



20

21
Tri Tunggal Bayu




Ada beberapa motiv masyarakat menggemari aliran kebatinan.
1.      Menurut M.M. Djojodiguna bahwa alasan orang Indonesia menganut aliran kebatinan karena para pemimpin agama kurang memperhatikan soal kebatinan dan tidak cakap dalam menyimpulkan ajaran agamanya dalam prinsip-prinsip pokok yang sederhana, yang mudah dipergunakan sebagai pegangan bagi seorang manusia, bagaimana ia harus menentukan sikapnya, tingkah lakunya terhadap Tuhan, dan terhadap sesama manusia dalam menghadapi berbagai  kesulitan sehari-hari.
2.      HM. Rasyidi. Menurutnya hal ini terjadi karena para ulama pada masa lampau banyak yang hanya mengetahui kitab-kitab yang dipelajari di pesantren adalah produk pada dua atau tiga abad yang lalu. Dan kitab-kitab yang dipelajarinya tersebut hanya pelajaran bahasa Arab dan fikih yang secara metodologi dan (isinya: penulis) telah usang. Karena itu-lah maka para ulama tersebut tidak dapat menjiwai pesan Islam, mereka hanya merasakan formalitas semata-mata.
3.      Selain alasan itu, kondisi Indonesia sendiri yang masih terdapat kalangan orang-orang Jawa abangan, agama suku pedalaman yang memiliki latar belakang tradisi kebudayaan spiritual nenek moyang yang masih kuat dipengaruhi oleh spiritualitas Hindu-Budha atau Hindu-Jawa. Dalam kasus aliran kebatinan ini, mereka yang Jawa abangan ini yang kemudian menganut kepercayaan kejawen atau aliran kebatinan tertentu yang sesuai dengan pandangan hidupnya.

Bab III
Penutup
Kesimpulan :
Pengertian Kebatinan menurut BKKI (Badan Kongres Kebatinan Indonesia) bahwa kebatinan adalah sepi ing pamrih, rame ing gawe, mamayu bayuning bawono; artinya; kebatinan adalah tidak punya maksud yang menguntungkan, giat bekerja, dan berupaya utuk mensejahterakan dunia”. Definisi tersebut kemudian pada kongres BKKI yang ke-2 dirubah menjadi ”Kebatinan adalah sumber asas dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, untuk mencapai budi luhur, guna kesempurnaan hidup”.
Menutut catatan yang dibuat oleh peneliti asing seperti  S. De Jong, mencatat bahwa  di tahun 1870, untuk  propinsi Jawa Tengah tercatat sebanyak 286 organisasi kebatinan.  Kemudian di tahun 1970, untuk wilayah  Surakarta saja ada 13 organisasi kebatinan. Jumlah anggotanya beragam dan tidak jarang hanya beberapa kepala keluarga saja, walau ada juga kelompok kebinan yang memiliki anggota lebih besar. (S. De Jong). Bagaimana dengan sekarang tentu jumlah aliran kebatinan lebih besar lagi.
Menurut Suwarno Imam ada beberapa faktor yang memotivasi seseorang menganut aliran kebatinan, diantaranya :
Pertama, Ajaran kebatinan dipandang lebih sederhana dan mudah dipahami karena menggunakan bahasa daerah, dibandingkan dengan ajaran agama lainnya.
Kedua, Amalan kebatinan dianggap tidak terlalu berat dibandingkan dengan amalan-amalan yang diajarkan agama lainnya. Amalan kebatinan lebih menitikberatkan penghayatan batin.
Ketiga, di kalangan kebatinan ada yang dipercayai memiliki ilmu gaib dan melayani pengobatan penyakit secara gaib yang ternyata digemari oleh masyarakat.
Keempat, Hak hidup dan kehidupan aliran kebatinan atau kepercayaan dilindungi oleh pemerintah semenjak ketetapan MPR RI tahun 1973 dan dikukuhkan kembali oleh Ketetapan MPR RI tahun 1978.

Daftar Pustaka
3.      http://id.wikipedia.org/wiki/Aliran_kebatinan


[1] Mustaien, Aliran Kebatianan, Guru SMPN 31 Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar