Bab I
Pendahuluan[1]
A.
Latar Belakang
Katolik,
protestan dan gereja adalah tiga istilah yang selalu berhubungan antara satu
dengan yang lainnya, artinya tiga istilah itu tidak mungkin terpisah walaupun
memiliki arti yang berbeda.
Katolik
berarti umum atau universal, artinya siapa pun dari golongan, suku, bangsa,
bahasa, dan sebagainya bahkan dari agama apa pun bisa menjadi anggota Gereja
Katolik. Artinya Katolik bukan hanya untuk masyarakat kelompok tertentu saja.
Sedangkan Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama
Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada
tahun 1517 dengan 95 dalil nya.
Kata Protestan sendiri diaplikasikan
kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Pada kenyataannya, gerakan Reformasi
(Pembaruan) yang dilakukan Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di
kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa
seperti yang terjadi di Prancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para
pengikutnya tergabung dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan
di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah pimpinan Yohanes Hus (1369-1415).
Gereja Waldensis banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai
banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes
Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis.
Gereja berasal dari bahasa Portugis:
igreja, dan bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti
dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo=
memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia memiliki beberapa
arti: Pertama ialah 'umat' atau
lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung. Kedua adalah sebuah perhimpunan atau
pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan
di hotel, maupun tempat rekreasi. Ketiga
ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama
Kristen. Gereja Katolik, Gereja Protestan, dll. Keempat ialah
lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Contoh
kalimat “Gereja menentang perang Irak”. Kelima adalah sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang.
B.
Rumusan Masalah
Setelah membahas latar belakang
tersebut, maka penulis mencoba untuk membuat rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini.
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sejarah gereja ?
2. Bagaimanakah perbedaan Antara Gereja Katolik
dan Kristen Protestan ?
Bab II
Pembahasan
1.
Sejarah Gereja
Sejarah
Kekristenan tidak bisa dipisahkan dari Sejarah gereja Kristen yang membawa ajaran agama Kristen, mengayomi penganutnya dan menjadi saksi perkembangan
pekerjaan yang telah dijalankan sepanjang dua ribu tahun, sejak abad pertama Masehi, mulai dari
tanah Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kekristenan muncul dari wilayah Levant (sekarang Palestina dan Israel) mulai pertengahan abad pertama Masehi. Asalnya Kekristenan dimulai di
kota Yerusalem dan mulai menyebar ke wilayah Timur Dekat, termasuk ke Siria, Asyur, Mesopotamia, Fenisia, Asia Minor, Yordania dan Mesir. Sekitar 15
tahun setelahnya Kekristenan mulai memasuki Eropa Selatan dan
berkembang di sana. Sementara itu juga terjadi penyebaran di Afrika Utara serta Asia Selatan dan Eropa Timur. Pada abad ke-4 Kekristenan telah dijadikan agama
negara oleh Dinasti Arsacid di Armenia pada tahun 301, "Caucasian Iberia" (atau Republik Georgia) pada tahun 319, Kekaisaran Aksumit di Etiopia pada tahun 325, dan Kekaisaran Romawi pada tahun 380 M.
Kekristenan menjadi umum bagi
seluruh Eropa pada Abad Pertengahan dan mengembang ke seluruh dunia selama Masa
Eksplorasi negara-negara Eropa dari zaman Renaissance sampai menjadi agama
terbesar di dunia. Sekarang terdapat lebih dari 2 milyar orang Kristen, yaitu
sepertiga jumlah manusia di dunia.[6] Kekristenan terbagi menjadi Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur pada Skisma Timur-Barat atau Skisma
Besar pada tahun 1054. Reformasi Protestan memecah
Gereja Katolik Roma menjadi berbagai denominasi Kristen
Periode
Kehidupan Yesus, periode ini
dimulai sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang lebih dari 4 SM hingga 33 M. Yesus Kristus dilahirkan sekitar tahun 4 SM di Betlehem, Yudea, dan bertumbuh dewasa di kota Nazaret, Galilea. Setelah Ia berumur tiga puluh tahun, dimulailah
pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan,
menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati. Yesus mati dihukum
dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang tidak suka dengan ajaran Yesus
yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem di antara tahun 29-33 M atas perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus. Setelah
mati disalibkan, Yesus dikuburkan di dalam gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangkit dari mati pada hari ketiga setelah kematian-Nya dan
menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari
kemudian Ia naik ke surga dengan disaksikan
orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi
yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa
Yesus tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal
dalam kehidupan Yesus Kristus ini (kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, kenaikan ke surga) adalah intisari Kekristenan.
Informasi utama tentang kehidupan
Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta
murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Perjanjian Baru.
Periode Gereja
mula-mula, gereja dimulai 50 hari sesudah kebangkitan Yesus
(sekitar tahun 30-34 Masehi). Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan mendirikan
gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta
(Kisah 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara
resmi dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Simon Petrus pada hari itu dan memilih untuk mengikuti Kristus
dengan cara dibaptiskan.
Petobat-petobat pertama kepada
kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau penganut-penganut Yudaisme, dan gereja, yaitu
persekutuan orang-orang yang mengaku Ketuhanan Yesus itu, berpusat di
Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi,
sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Eseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul berbeda secara radikal dari apa yang diajarkan oleh
kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus diberitakan sebagai "Mesias" atau Juruselamat orang Yahudi, yaitu Raja yang Diurapi, yang telah
dinubuatkan kedatangannya untuk menggenapi Hukum Taurat dan mendirikan Perjanjian Baru yang berdasarkan pada kematianNya. Berita ini, dan
tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membuat banyak
pemuka Yahudi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti Saul, yang kemudian dikenal sebagai
Paulus, dari Tarsus, mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu sebelum ia sendiri akhirnya menjadi penganut
Kristus yang sangat gigih.
Periode gereja mula-mula dimulai
sejak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan
lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang lebih tahun 33 hingga 325. Pada
periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama
penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan
Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan
diatasi.
Tidak lama setelah Pentakosta, pintu
gereja terbuka kepada orang-orang bukan Yahudi. Penginjil Filipus berkhotbah
kepada orang-orang Samaria, dan banyak dari mereka yang percaya kepada Kristus.
Rasul Petrus berkhotbah kepada rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan
Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri dan bahkan mungkin
sampai ke Spanyol.
Pada tahun 70, tahun di mana
Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Perjanjian Baru telah lengkap dan beredar di antara gereja-gereja.
Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang
secara acak, kadang atas perintah pemerintah.
Pada abad kedua dan ketiga,
kepemimpinan gereja mejadi makin hierakis seiring dengan peningkatan jumlah.
Beberapa ajaran sesat diungkapkan dan ditolak pada zaman ini, dan kanon
Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.
Periode ini
dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen
sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Abad
Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus
Agustus dijatuhkan, kira-kira tahun 313
hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai
berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan
politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.
Gereja pada
Abad Pertengahan, periode ini dimulai sejak berakhirnya kekuasaan Kaisar
Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada
periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus
dipaksa untuk terlibat lebih dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor,
dan harus mengimbangi keinginan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa
barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di
Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai
pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.
Selama Abad Pertengahan di Eropah,
Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang
kekuasaan atas semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan
ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095
sampai 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan
mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan membebaskan Yerusalem.
Gereja pada
awal mula Eropa, periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan
Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan
Reformasi Protestan, kira-kira tahun 800 hingga 1500. Pada
mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur
dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membuat perubahan dari dasar setelah melihat
keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai
dibuka sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca
dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan antara gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.
Reformasi
Protestan di Eropa. Pada periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang
membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, kira-kira tahun 1517 hingga 1600.
Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada akhirnya mengakhiri dominasi para uskup dan
biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan
Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua
Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris,
melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berlandaskan
kekristenan. Dalam waktu seratus tahun, terjadi lebih banyak
peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat
terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia,
pertentangan antara bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan
pertumpahan darah.
Gereja pada
Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan. Sejak abad ke-17,
penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang
bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang penduduk asli yang
mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun
mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para
misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar
masyarakat setempat.
Gereja
Modern. Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil
langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan mereka yang rusak, sebagaimana
dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan
berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangkitnya
Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai ajaran sesat.
Kalaupun kita hanya belajar satu hal
dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan
Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung
jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Ketika
gereja melupakan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus,
kekacauan merajalela.
Saat ini ada banyak gereja, namun
hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada
orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman
itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi
janjiNya untuk membangun gerejaNya.
2.
Perbedaan
Antara Gereja Katolik dan Gereja Protestan
Gereja Katolik dan gereja Keristen Protestan
secara institusional keagamaan berdiri sendiri-sendiri. Gereja Katolik sedunia
berada pada satu pimpinan yaitu Paus/Pope yang berkedudukan di Vatikan, Paus
ini merupakan penerus dari paus pertama yakni Rasul Petrus. Sedangkan Gereja
Kristen Protestan mempunyai denominasi yang berbeda-beda/aliran yang banyak
sekali dan setiap denominasi memlikiki kebijakan masing-masing.
Kemudian beberapa
perbedaan mendasar yang lain antara Gereja Katolik dengan Protestan adalah : Kitab
Sucinya ada perbedaan. Gereja Katolik memiliki Alkitab dengan jumlah kitab 73
kitab. Sedangkan Kristen Protestan Alkitabnya berjumlah 66 Kitab. Ada bagian
yang oleh Katolik diakui sebagai Kitab Suci, tetapi oleh Kristen Protestan
hanya diakui sebagai apokrip. Kristen
Protestan hanya mendasarkan ajarannya pada satu sumber yaitu Al Kitab.
Sedangkan Gereja Katolik mendasarkan ajarannya pada 3 sumber: Al Kitab,
Tradisi, dan Ajaran Gereja. Gereja Katolik
mengakui adanya orang-orang kudus (santo dan santa), Gereja Kristen Protestan
tidak mengakui hal tersebut. Gereja Katolik
menggunakan tanda salib dalam berdoa, Kristen Protestan tidak menggunakannya. Gereja Katolik ada tujuh sakramen, antara lain sakramen
Baptis, Krisma, Tobat, Ekaristi, Imamat, Pernikahan, dan sakramen Pengurapan
Orang Sakit, sedangkan Gereja Kristen hanya dua sakramenn. Gereja Katolik ada
Bapa Paus, sebagai penerus dari St. Petrus, sedangkan Gereja Kristen menyatakan
bahwa gereja didirikan di atas dasar Kristus sendiri. Gereja Katolik terbitan
Buku bertuliskan 'Nihil Obstat' dan
'Imprimatur, sedangkan Gereja Kristen Terbitan Buku tidak bertuliskan 'Nihil Obstat' dan 'Imprimatur. Dan Gereja Katolik untuk Kitab Suci hanya dapat ditafsirkan secara resmi oleh
orang-orang yang mendapat 'rahmat' untuk itu (pertama dari Bapa Paus,
diturunkan pada Kardinal, Uskup, Pastur, dst), sedangkan Gereja Kristen setiap
orang berhak menafsirkan Kitab Suci sesuai dengan pemahamannya sendiri.
Tabel Perbedaan Gereja Katolik dan Protestan
Gereja Katolik
1.
Berada dalam satu pimpinan
yaitu Paus yang berkedudukan di Vatikan. Paus ini merupakan penerus dari paus
pertama yakni Rasul Petrus
2.
Kitab Suci: 72 Kitab
3.
Sumber Ajaran: Kitab Suci,
Tradisi, Ajaran Gereja
4.
Mengakui adanya orang
kudus/santo-santa dan malaikat.
5.
Doa menggunakan tanda
salib di dahi, perut, bahu.
6.
Percaya dengan Rahmat
Allah dan usaha manusia.
7.
Percaya dengan doa untuk
orang yang sudah meninggal.
8.
Pimpinan Gereja (Pastor)
tidak menikah.
9.
Liturgi/tata peribadatan
di seluruh dunia sama.
10.
ada tujuh sakramen, antara lain sakramen
Baptis, Krisma, Tobat, Ekaristi, Imamat, Pernikahan, dan sakramen Pengurapan
Orang Sakit.
11.
Gereja Katolik ada Bapa Paus, sebagai
penerus dari St. Petrus.
12.
Terbitan Buku bertuliskan 'Nihil Obstat' dan 'Imprimatur.
13.
Kitab Suci hanya dapat ditafsirkan
secara resmi oleh orang-orang yang mendapat 'rahmat' untuk itu (pertama dari
Bapa Paus, diturunkan pada Kardinal, Uskup, Pastur, dst).
|
Gereja Protestan
1.
Mempunyai denominasi yang
berbeda-beda/aliran yang banyak sekali dan setiap denominasi memliki
kebijakan masing-masing.
2.
Kitab Suci: 66 Kitab
3.
Sumber Ajaran: hanya Al
Kitab
4.
Tidak mengakui adanya
orang kudus.
5.
Doa tidak menggunakan
tanda salib.
6.
Keselamatan merupakan
predestinasi atau takdir. Usaha manusia tidak berarti apa pun. Hanya dengan
iman orang bisa selamat. Perbuatan baik tidak bisa membuat orang selamat.
7.
Tidak berguna mendoakan
orang yang sudah mati.
8.
Pimpinan Gereja (Pendeta)
bisa menikah.
9.
Tata peribadatan
berbeda-beda untuk setiap gereja/denominasi.
10.
Hanya ada dua sakramen yakni sakramen
Baptis dan sakramen Pernikahan.
11.
Gereja Protestan menyatakan bahwa gereja
didirikan di atas dasar Kristus sendiri.
12.
Terbitan Buku tidak bertuliskan 'Nihil Obstat' dan 'Imprimatur
13.
setiap orang berhak menafsirkan Kitab
Suci sesuai dengan pemahamannya sendiri.
|
Bab III
Penutup
1.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari pembahasan tentang Sejarah Gereja
dan Perbedaan antara Gereja Katolik dan Gereja Protestan di atas adalah
sebagai berikut :
-
Sejarah Kekristenan tidak bisa dipisahkan dari Sejarah
gereja Kristen yang membawa ajaran agama Kristen, mengayomi penganutnya dan menjadi saksi perkembangan
pekerjaan yang telah dijalankan sepanjang dua ribu tahun lebih, sejak abad
pertama Masehi, mulai dari tanah Israel hingga ke Eropa, Amerika, dan seluruh dunia, termasuk Indonesia.
-
Gereja
Katolik dan Gereja Protestan kedua agama ini memiliki perbedaan yang cukup
siknifikan.
2.
Saran
- Kita
bisa belajar dari kondisi nyata yang ada pada agama lain, bahwa pada agama
Keristen telah terjadi perpecahan yang diakibatkan oleh timbulnya
perbedaan-perbedaan yang dapat memicu keretakan dan kelemahan diantara mereka.
- Makalah
ini tidak sedikit kekurangannya untuk itu keritik dan masukan sangat dibutuhkan
sebab nantinya menjadi makalah kita bersama.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_gereja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar